Jumat, 09 Desember 2016

5 Faktor Penyebab Seseorang Miskin



Masalah kemiskinan sekarang ini menjadi isu yang selalu ada di berbagai negara. Meningkatnya jumlah kemiskinan dikarenakan adanya inflasi dan kenaikan harga bahan bakar minyak. Kemiskinan begitu banyak dampak yang dihasilkan yaitu meningkatnya kriminalitas, menurunnya daya beli masyarakat, tidak terpenuhinya kebutuhan pokok kehidupan, meningkatnya pengangguran dan sebagainya.

Apapun masalah yang dihadapi diatas, hendaknya seseorang berusaha keluar dari faktor yang bisa membuat dirinya miskin. Mulai dari faktor yang berasal dari internal maupun eksternal. Yang paling penting disini adalah keinginan yang kuat dari diri sendiri untuk mau merubah nasibnya dari miskin menjadi berkecukupan atau terlebih lagi kaya.

Jika seseorang tetap berdiam diri dan menerima apa adanya, berarti itu adalah pilihan untuk menjadi tetap miskin. Berbeda dengan orang yang mau berusaha keras merubah nasibnya dari sekarang, maka peluang adanya perubahan nasib akan semakin terbuka.

Sebenarnya apa sajakah faktor yang membuat seseorang menjadi miskin? Disadari atau tidak, ini yang membuat kita harus mempelajari dan menyadari sedini mungkin faktor yang membuat kemiskinan terjadi. Agar nanti seseorang mampu menghadapi tantangan di masa depan dan selamat dari cengkraman kemiskinan. Adapun faktor yang menjadi penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:

1. Kurang Ilmu.

Ada yang berpendapat kalau kita kita kaya dengan harta benda maka kita akan yang menjaganya. Sebaliknya, jika kita kaya akan ilmu pengetahuan, maka ilmu itulah yang akan menjaga kita. Betapa besar manfaatnya jika kita berilmu, sehingga mampu untuk memecahkan segala permasalahan yang akan dihadapi didalam kehidupan.

2. Kurang Keterampilan.

Keterampilan diperlukan seseorang untuk bisa meraih kesuksesan. Misalnya dalam proses pembuatan produk dan jasa sehingga bisa memiliki "daya jual" kepada orang banyak. Menghasilkan uang dari keterampilan yang dimiliki sangat mudah untuk dilakukan di zaman sekarang asalkan ada niat dan minat terhadap bidang tertentu untuk dipelajari dan dikembangkan. Sebaliknya jika seseorang enggan mengasah keterampilan maka sulit untuk meraih sukses dan bersaing dengan orang lain.

3. Takut Mencoba.

Banyak bermimpi memang bagus untuk bisa meraih sukses. Tapi ada yang lebih penting dari bermimpi, yaitu keberanian untuk mencoba mewujudkan mimpi yang kita dambakan. Beranilah dalam melangkah untuk menapaki sukses. Jangan hanya bermimpi, tapi bertindaklah, sehingga kemungkina sukses akan tercapai. Orang yang takut mencoba akan dihantui dengan kegagalan.

4. Takut Berhijrah.

Banyak orang yang takut berhijrah atau merantau dari tempat sekarang menuju tempat baru yang mungkin saja memberi peluang lebih besar untuk membuka usaha dan mendapatkan pekerjaan. Seseorang yang berani berhijrah adalah berani menentukan nasibnya agar lebih baik, berani menghadapi tantangan, mengasah kreativitas dan lebih mandiri.

5. Masih Memiliki Mental Miskin.


Mental juga menjadi penentu seseorang apakah nanti menjadi miskin atau kaya. Ada saja orang yang masih bermental miskin, walaupun sudah berhijrah, punya keterampilan, punya ilmu dan sebagainya. Mereka tetap mempunyai karakter yang mengarah kepada kemiskinan. Rasa takut adanya perubahan total dari diri yang miskin menjadi orang yang berkembang dari sebelumnya inilah yang membuat seseorang sewaktu-waktu akan kembali menjadi miskin.

Mengapa Orang Kafir Kaya dan Orang Muslim Miskin?



Mengapa kita lihat banyak orang non muslim hidupnya kaya-kaya, sementara orang Islam banyak yang miskin? Bisa kita lihat contohnya di negeri kita, etnis tertentu yang mayoritas non muslim mereka kaya-kaya. Sedangkan yang muslim justru miskin-miskin. Padahal muslim sudah shalat, puasa dan menjalankan ibadah lainnya.

Apakah ini yang dimaksud dalam hadits “dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir”?

Jawaban:

Tidak benar bahwa orang non muslim selalu lebih kaya dari pada orang muslim. Jika kita amati dengan sungguh-sungguh, ada banyak orang non muslim yang miskin, sebagaimana banyak pula orang muslim yang miskin.
Jika dilihat banyak muslim yang miskin, itu karena mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam. Sama halnya dengan di Yunani dan beberapa Eropa yang saat ini sedang bangkrut, hampir semua orang miskin di sana adalah non muslim karena mayoritas penduduknya memang non muslim.

Dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia tahun 2014, kita temukan nama-nama muslim banyak bertengger di 40 besar. Apalagi di negara-negara Arab dan Timur Tengah yang kaya minyak. Mayoritas orang terkaya adalah muslim sebab merekalah penduduk mayoritas di negeri-negeri itu.

Jadi, kaya dan miskin tidaklah selalu identik dengan agama. Sebab Allah dengan sifat Rahman-Nya memberikan rezeki kepada setiap orang, bukan hanya muslim saja. Allah juga memberlakukan sunnah kauniyah bahwa siapa yang berusaha keras, bekerja cerdas atau pandai berbisnis, mereka akan mendapatkan hasil berupa kekayaan yang setimpal.

Namun, Allah juga memiliki sifat Rahim. Yakni kasih sayang yang khusus Dia berikan kepada hamba-hambaNya yang beriman. Kalaupun seorang mukmin itu miskin hidupnya di dunia, bisa jadi itu ujian. Jika disikapi dengan sabar, ia akan mendapatkan Rahim-Nya Allah berupa balasan berlipat ganda di akhirat dan dimasukkan ke dalam surga.

Adapun orang-orang non muslim, kekayaannya di dunia ini bisa jadi adalah balasan atas kerja keras dan perbuatan baiknya selama di dunia. Tetapi di akhirat, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Bisa pula, kekayaan orang kafir di dunia ini hanyalah bentuk istidraj dari Allah. Mereka disenang-senangkan di dunia, dibiarkan memiliki harta kekayaan yang banyak sehingga mereka makin kafir atau makin jahat, lalu mereka ditelungkupkan Allah ke dalam neraka.

Adapun mengenai sabda Rasulullah:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim)

Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang yahudi. Seperti diketahui, Abdullah bin Mubarak ini adalah ulama tabi’in yang kaya raya. Yahudi pedagang minyak eceran yang pakaiannya kotor dan tangannya menghitam itu bertanya, “Wahai Ibnu Mubarak, bukankah disebutkan dalam hadits bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir, tetapi mengapa engkau yang muslim justru kaya raya dan aku yang non muslim justru miskin dan menderita?”

Dengan wajah teduh Ibnu Mubarak menjawab, “Kekayaan dan kebahagiaanku ini laksana penjara jika dibandingkan dengan surga yang akan ditempati oleh orang mukmin nanti. Sedangkan penderitaanmu di dunia ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan neraka yang menantimu di akhirat nanti.”

Mendapat jawaban tersebut, penjual minyak tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia masuk Islam.

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]